Minggu, 25 Januari 2009

SOULMATE

13] Ketika kamu baru saja pergi dengannya, dan dia
telah meninggalkanmu selama 5 menit, kau langsung
sangat merindukannya. ..

[12] Kau membaca message dan SMSnya lagi dan lagi...

[11] Kau selalu berjalan pelan ketika bersamanya.. .

[10] Kamu menjadi sangat lembut ketika bersamanya.. .

[9] Ketika kamu memikirkannya, jantungmu berdegup
kencang dan bertambah kencang lagi...

[8] Kamu tersenyum senang ketika mendengar suaranya...

[7] Ketika kamu melihatnya, yang terlihat hanyalah
dia...

[6] Kamu mulai mendengar lagu yang pelan ketika
mengingatnya. ..

[5] Dia menjadi pikiranmu selalu...

[4] Kamu bisa percaya diri, karena kata-katanya. ..

[3] Kamu selalu tersenyum-senyum sendiri jika
memikirkannya. ..

[2] Kamu mau melakukan apapun untuknya...

[1] Ketika kamu membacanya, hanya ada satu orang di
pikiranmu saat ini.....

Sekarang, pejamkan mata, dan buatlah harapan..

The differences between Easy and Difficult

Easy is to get a place in someone's address book.
Difficult is to get a place in someone's heart.

Easy is to judge the mistakes of others
Difficult is to recognize our own mistakes

Easy is to talk without thinking
Difficult is to refrain the tongue

Easy is to hurt someone who loves us
Difficult is to heal the wound

Easy is to forgive others
Difficult is to ask for forgiveness

Easy is to set rules
Difficult is to follow them

Easy is to dream every night
Difficult is to fight for a dream

Easy is to admire a full moon
Difficult to see the other side

Easy is to stumble with a stone
Difficult is to get up

Easy is to enjoy life every day
Difficult to give its real value

Easy is to pray every night
Difficult is to find God in small things

Easy is to promise something to someone
Difficult is to fulfill that promise

Easy is to say we love
Difficult is to show it every day

Easy is to criticize others
Difficult is to improve oneself

Easy is to make mistakes
Difficult is to learn from them

Easy is to weep for a lost love
Difficult is to take care of it so as not to lose it

Easy is to think about improving
Difficult is to stop thinking and put it into action

Easy is to think bad of others
Difficult is to give them the benefit of the doubt

Easy is to receive
Difficult is to give

Easy to read this
Difficult to follow

Easy is to keep friendship with words
Difficult is to keep it with meaning

The language of friendship is not words, but in
the demonstration.
The world is like a mirror, you see ? Smile, and
your friends smile back

KETIKA AKU TETAP SAHABATMU

Aku ingin menjadi semuanya.....

Tapi terkadang hidup membuatku harus memilih

Aku harus menjadi B kalau meninggalkan A

Menjadi C kalau mengorbankan B

Menjadi D kalau menjadikan C sebagai memori Indah......

Dan menjadi Z kalau melepaskan gandengan tanganku dari Y..

Aku.........saat hanya satu...jalanku harus kupilih

Walaupun emosi di hatiku menginginkan semuanya

Walaupun ketamakan di nuraniku membisikan segalanya.....

Kadang semua tak harus kumiliki dan kujalani

Sebab semua bagai pilihan sulit yang tetap harus kupilih......

Tapi satu yang sudah kupilih dan akan terus kuusung di hatiku

TERUS MENJADI SAHABATMU WALAU KELAK SEGALANYA MENGHARUSKANKU MEMILIH

(yerus, saat menerawang simbol & MAKNA dari sebuah persahabatan)

About Love


Sometimes membuat lo sangat gembira

Sometimes membuat lo sangat bahagia

Sampai-sampai darah mengucur tetap diiringi senyum

Sometimes membuat kita lupa diri...terbuai, begitu indah rasanya.

Love is anything. Benda itu abstrak...tapi menjadi nyata karena hatimu

Menjadi nyata karena perhatianmu, menjadi nyata karena senyummu

Menjadi indah karena langkahmu, jadi merdu karena suaramu.

Menjadi pewarna hari yang paling menakjubkan.

Cinta menjadi semakin abstrak ketika engkau mengasingkan dia.

Mengasingkan dari keseharianmu

Tidak menyediakan cukup waktu untuk itu.....

Cinta akan tertutup tebalnya awan mendung keegoisan.

Cinta akan menjadi hambar karena kau tidak pernah memberikan 3 detik waktumu

Walau hanya untuk memberinya rasa dengan garam

Cinta adalah waktu....cinta adalah mengerti.............

Indahnya cinta tak akan kau rasakan bila kau tidak punya waktu yang indah untuknya

Ia akan menjadi mengenaskan karena kita menempatkannya dalam posisi itu............

Cinta tidak bisa berbohong, ia sangat nyata dalam tingkah laku kita......

Cinta bisa mengalahkan segalanya.....

Cinta hanya butuh waktu dan pengertian

Cinta tidak harus membuatmu mengemis untuk merasakan keindahannya.

Cinta ada...karna ia menjadi nyata ketika kau mencinta...bukan dicinta.

Cinta akan terus menyiksa ketika kita menempatkannya dalam relasi yang asimetris.

Status dan cinta adalah dua hal yang kadang akur, kadang pula bermusuhan.

Ketika aku merenung...nuraniku berkata, Hei....Cintakah yang kau minta?

Tuhan dan banyak orang selalu mencintaimu, kau tidak harus mengemis demi itu.

Hanya Tuhan yang paling layak dicinta.............

Hanya kepadaNya-lah aku akan mengemis cinta.

Yerus yang merenungkan cintanya

Kamis, 20 Juli 2008

BISA KEHIDUPAN

Saat aku berjalan menengadah ke atas....

AKU TERANTUK....AKU MENIKMATINYA

Aku terantuk....kakiku sakit sekali.......

Batu itu membuat kakiku robek,,,,mengucurkan darah

Walau sedikit darah itu keluar perlahan dan membuat kakiku berlumuran warna merah yang menakutkan

Saat kutengok..........Aduh mengapa seperti ini.....gumamku

Hati nuraniku berbisik lirih....KAU TERLALU MELIHAT KE ATAS KAWAN

COBA SADARI BAHWA DALAM HIDUP ADA BAWAH DAN ATAS

Aku kembali berjalan......kudapati seorang kawan yang menoleh ke samping memperhatikan pemandangan indah....

Lalu kutegur dengan nada setengah berteriak....

Hey....lihat juga ke depan dan ke bawah kawan.......

KEINDAHAN PEMANDANGAN ITU BISA JADI HANYA AKAN MEMBUATMU TERLENA DAN MELUPAKAN BAHWA KAU HARUS BERHATI-HATI BERJALAN

Kawan...jalanmu ke depan......jangan terlalu terlena dengan bingkisan indah pemandangan itu....

Di balik semak yang terlihat indah itu pasti ada duri.....

Di balik dahan-dahan pohon besar yang terlihat kokoh dan indah itu pasti ada ular

bisanya sangat berbahaya..........

tapi katanya kepadaku.."KAWAN, AKU MENIKMATI KEINDAHAN ITU UNTUK SEMENTARA, WALAUPUN AKU SUDAH MENYADARI BAHWA ITU HANYA AKAN MEMBUATKU TERANTUK DAN LUKA....PERCAYALAH...AKU MENIKMATINYA"

aku hanya menggeleng..lalu berjalan kembali sambil berpikir keras....

Iya yah?????mengapa aku seolah menggores rasio dan hatiku sendiri dengan menyesali apa yang aku lakukan.....aku menikmatinya dan harus aku akui itu.

walaupun kemudianaku terluka yang darah dan perihnya tidak akan begitu saja terhapus dari memoriku....

tapi memang harus aku lalui liku seperti ini....INI HIDUP DAN AKU HARUS TETAP HIDUP DENGAN MENIKMATINYA.

Sebuah refleksi perjalanan singkat di sore hari....Rabu, 26 Juli 2006. Hari dimana aku harus merefleksikan kembali setitik hal dalam hidupku.

Jumat, 23 Januari 2009

Mungkinkah Kita Berbagi

MUNGKINKAH KITA BERBAGI?
Yerus

………Berbagilah pada dunia. Buka mata dan hati tuk berbagi….
Mari berbagi… Ulurkan tangan, jangan pernah ragu kawan…..Dunia memanggil tuk kita berbuat

Prahara Itu Karena Kita

Itulah petikan syair lagu “Berbagilah Dunia” yang diciptakan oleh Nugie yang menjadi theme song Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC-United Nations Framework Convention on Climate Change), mulai 3 hingga 14 Desember 2007 di Nusa Dua Bali. Nugie mengajak sekitar 61 penyanyi papan atas negeri ini (The United Voices Of Indonesia) untuk berbagi menyanyikan lagu tersebut dan terlibat dalam video clip-nya. Patut kita cermati, mengapa Nugie justru membuat lagu mengenai berbagi? Kalau begitu apa sebenarnya hubungannya seruan berbagi dengan permasalahan social dunia dan negeri kita?

Berkurangnya ratusan hektar hutan per tahun adalah muara dari kerakusan pengusaha HPH mencari kekayaan tanpa henti dan serakahnya oknum aparat pemerintahan serta aparat hukum kita yang mengambil kesempatan korupsi dari hal itu. Hancurlah hutanku…banjir dan longsorlah “hadiah” bagi sesamaku, termasuk yang miskin dan tidak tahu apa-apa. Sejuknya udara dari Air Conditioner (AC) di rumah kita membuat kita lupa bahwa pada saat yang bersamaan lapisan ozon terus tergerus dan panas terik menjadi “teman setia” saudara-saudari kita tunawisma dan orang-orang miskin yang beristana seadanya di daerah kumuh.

Pilihan untuk terus menyalakan lampu, TV non stop demi nikmatnya tontonan televisi yang makin bervariasi belakangan ini embuat kita terlena bahwa pada saat yang bersamaan BBM dan batubara yang digunakan PLN untuk menghidupi semua itu berjalan seiring rusaknya Teluk Buyat, pencemaran bagi sesama kita di Sumbawa, resiko Sutet bagi sesama kita, dan banyak lagi. Kenyamanan kita “membagi” pemadaman bergilir bagi sesama kita orang miskin yang setiap harinya hanya berlindung pada beberapa watt cahaya lampu saja di rumah mereka (Kompas 31 Mei menulis bahwa di Banten sudah dimulai pemadaman bergilir 14 jam sehari karena kurangnya pasokan PLN).

Sadarkah kita bahwa di balik setiap pilihan kita untuk berbelanja di mall-mall mewah dan pusat grosir besar ada ratapan dan keluhan pedagang kecil di pasar tradisional yang dibiarkan oleh pemerintah kita bersaing bebas dengan para goliath pasar modern yang bermodal selangi. Sadarkah kita bahwa di balik egoisnya kita berputar-putar dengan motor dan mobil untuk memenuhi hasrat berjalan-jalan tanpa tujuan dan “ngeceng” untuk refreshing, banyak nelayan yang sulit sekali membeli solar untuk melaut dan mendapatkan ikan untuk menafkahi keluarganya. Sadarkah kita bahwa banyak supir bajai dan angkutan umum yang sangat menghitung tetes demi tetes BBM yang mereka beli sekedar untuk mencari setoran sisa demi senyum anak istrinya di rumah.

Sadarkah kita bahwa dibalik kecurangan dan korupsi sekecil apapun yang kita lakukan maka 250 juta penduduk Indonesia turut menanggungnya. Peluh orang miskin turut menjadi tumbalnya. Sadarkah kita bahwa dibalik kemalasan kita untuk belajar, membaca buku, dan membuka wawasan, berjuta-juta anak miskin hanya bersekolah dalam mimpi dan angan mereka saja.

Sadarkah kita semua bahwa keinginan sudah kita junjung lebih tinggi dari kebutuhan. Kenikmatan sudah berlari lebih jauh melampaui kesederhanaan, keinginan untuk instan dalam segala sesuatunya sudah menggerogoti semangat kerja keras kita. Segenap keseharian penuh kesalahan yang kita jalani sebagai rutinitas tanpa refleksi dan kesadaran untuk mengoreksi. Secara sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung mengorbankan sesama manusia di tempat lain, maupun di waktu yang akan datang.

Kita enggan sedikit melihat ke dalam diri, seolah semua masalah hanya berasal dari luar diri kita. Menyalahkan orang lain, saling tuding, saling kecam antara berbagai lapisan masyarakat di televisi menjadi teladan terburuk bagi pemirsa televisi. Mahasiswa mengaku membela rakyat, namun membuat kekacauan yang justru merugikan banyak orang. Menurut mereka kesalahan ada pada pemerintah. Padahal sangat mungkin sehari-hari mereka jarang sekali serius belajar dan mengembangkan ilmu untuk mencari solusi masalah bangsa. Oposisi politik menuntut pemerintah bertanggung jawab, padahal motivasinya sangat kental pada perebutan kekuasaan di 2009 nanti. Semua penuh kepalsuan, semua penuh keegoisan, semua penuh dengan keserakahan. Maka melihatlah dalam diri bangsaku, sesamaku.

Memulai Dengan Rutinitas Berbagi

Nugie dengan brilian berhasil membagikan refleksinya pada kita untuk berbagi dalam bahasa kebersamaan. Mengingatkan kita bahwa sumber dari segenap permasalahan (pencemaran dan bahaya global warming hanya salah satunya) juga berasal dari keserakahan dan keengganan manusia untuk berbagi. Menurut saya ada tiga bentuk yang dimungkinkan dalam berbagi: 1) Memberi secara langsung; 2) berbagi kesempatan dengan orang lain orang lain; 3) berbagi keprihatinan atau berempati.

Berbagi bukan hanya sebatas memberi dalam arti harafiah. Seringkali kita berpikir bahwa ”perkara membagi” selesai sebatas memberi kolekte atau membantu memberikan sumbangan pada tetangga dan sesama kita. Walaupun memberi tetap harus menjadi kebiasaan kita, namun saya ingin mengajak kita semua keluar dari sekedar simbolis dan berbagi keprihatinan, berbagi kesempatan dengan orang lain. Semangat yang besar untuk menahan diri dan tidak mengutamakan kenikmatan kita untuk segala sesuatu yang seharusnya bisa menjadi senyum bersama dengan sesama kita. Mari kembali menyadari bahwa hidup berdasarkan kebutuhan dan tidak mengagungkan keinginan adalah semangat berbagi itu sendiri.

Gaya hidup yang hedonis, egois menggunakan energi, kenimatan duniawi berlebihan yang seringkali diperlakukan sebagai sebuah kebutuhan, perlahan semua itu harus kita bongkar dan tata ulang.Mengubah rutinitas gaya hidup hedonis dengan berbagi keprihatinan, berbagi kesempatan agar orang lain dapat menikmati hal-hal yang berhak mereka dapatkan. Merubah bukan dari luar diri, tetapi dari dalam diri kita. Mari menjadikan “berbagi” sebagai bagian dari rutinitas kita.

Kamis, 22 Januari 2009

Kebebasan Cinta

Kebebasan

Kadang cinta butuh ego

Tetapi ego memaknai cinta sebelum segalanya jatuh formal

Titik demi titik menanti kejujuran hati

Namun lebih banyak lagi orang terperangkap dalam formalnya hidup

Tanpa ruang untuk cinta dalam hakikatnya bisa bicara

Aku sering merasa seperti monyet kecil dalam kungkungan norma

Cinta jugakah sebuah norma? Bukannn

Cinta harus diberikan tempatnya sendiri

Lebih dari sekedar norma itu sendiri., lebih dari aturan mengenai cinta

Cinta adalah rasa, makna yang bebas kita artikan dan wujudkan

Apabila kau masih terkungkung dalam norma itu

Maka biarkan aku menerbangkan cintaku mencari ruang

Ruang dimana rasa dan maknanya bisa menemukan kesejatian

Bukan dalam aturan penuh formalitas dangkal tanpa jiwa

Oleh

Yerus...dalam kejenuhan